Fakta yang Sering Diabaikan: Kenapa Kita Tidur di Malam Hari?

copas.id – Kita tidur di malam hari bukan karena kebiasaan semata, tetapi karena tubuh kita memang memerintahkan demikian. Tanpa kita sadari, tubuh menjalankan sistem biologis yang sangat teratur, dan salah satu peran pentingnya adalah mengatur siklus tidur dan bangun. Ilmu pengetahuan menyebut sistem ini sebagai ritme sirkadian.

Ritme sirkadian bekerja seperti jam internal yang mengikuti siklus 24 jam. Otak kita mengandalkan cahaya alami untuk menentukan kapan harus tidur dan kapan harus bangun. Ketika mata mendeteksi kegelapan, otak mulai memproduksi hormon melatonin—zat yang memberi sinyal bahwa tubuh perlu beristirahat. Sebaliknya, saat cahaya pagi menyentuh retina, produksi melatonin menurun dan tubuh menjadi lebih terjaga.

Manusia secara alami berkembang sebagai makhluk diurnal, artinya kita beraktivitas di siang hari dan beristirahat di malam hari. Evolusi membentuk tubuh kita agar menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya dan gelap yang silih berganti. Organ tubuh pun bekerja sesuai jam biologis ini. Misalnya, hati melakukan proses detoksifikasi paling aktif saat kita tidur malam, biasanya antara pukul 11 malam hingga 3 pagi.

Namun, banyak orang kini mengabaikan ritme ini. Paparan cahaya dari gadget di malam hari menunda produksi melatonin, membuat kita sulit tidur. Akibatnya, tubuh kehilangan waktu pemulihan optimal yang hanya bisa terjadi saat tidur malam.

Tidur malam bukan hanya rutinitas—itu kebutuhan biologis. Kita perlu menghargai peran malam sebagai waktu pemulihan total, bukan waktu untuk terus mengejar produktivitas. Jika kamu tidur terlalu larut, kamu justru menantang mekanisme tubuh alami yang sudah terbukti penting untuk kesehatan jangka panjang.

Mulai malam ini, dengarkan tubuhmu. Matikan layar lebih awal, kurangi cahaya, dan biarkan hormon tidur bekerja sebagaimana mestinya. Karena tidur di malam hari bukan mitos budaya—itu fakta ilmiah yang sering kita abaikan.