Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Hampir Rampung, Apa Saja yang Berubah?

copas.id – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelesaikan 95 persen proses penulisan ulang sejarah Indonesia. Proyek ini melibatkan ratusan sejarawan, peneliti, dan akademisi dari berbagai wilayah tanah air yang secara aktif menggali, mengoreksi, dan menyusun ulang narasi sejarah nasional.

Tim penulis memfokuskan upaya mereka pada pelurusan data, penguatan perspektif lokal, serta penambahan tokoh dan peristiwa yang sebelumnya kurang terekspos. Mereka juga memasukkan kontribusi daerah, perempuan, serta kelompok adat dan minoritas yang selama ini kurang mendapatkan ruang dalam narasi sejarah arus utama.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menjelaskan bahwa penulisan ulang ini bukan untuk menghapus, melainkan untuk melengkapi sejarah Indonesia dengan sudut pandang yang lebih beragam dan adil. “Kami ingin sejarah yang bisa mewakili seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya segelintir nama besar di pusat kekuasaan,” ujarnya.

Proyek ini juga menggunakan pendekatan ilmiah modern dengan menggabungkan data arkeologi, lisan, hingga digital. Hasilnya, tim penulis berhasil menyusun buku sejarah baru yang lebih akurat, inklusif, dan kontekstual.

Kemendikbudristek menargetkan peluncuran resmi naskah final pada akhir tahun 2025. Setelah itu, buku sejarah versi baru ini akan masuk ke dalam kurikulum pendidikan dan digunakan oleh generasi muda sebagai bahan pembelajaran yang lebih relevan.

Dengan penulisan ulang ini, Indonesia tidak hanya menyusun kembali masa lalunya, tetapi juga membangun kesadaran sejarah kolektif yang lebih utuh dan membumi.