Mengapa Waktu Terasa Cepat Saat Kita Dewasa?

https://copas.id/

copas.id – Pernah nggak sih kamu merasa waktu makin ke sini kayak ngebut? Rasanya baru kemarin tahun baru, tahu-tahu udah masuk bulan Mei aja. Dulu waktu masih kecil, seminggu aja bisa terasa kayak sebulan. Tapi sekarang? Sebulan lewat kayak kedipan mata. Nah, kalau kamu sering ngerasa kayak gitu, tenang… kamu nggak sendiri. Banyak orang dewasa yang ngerasa waktu bergerak lebih cepat. Tapi, kenapa sih bisa begitu?

Dulu Kita Banyak Momen “Pertama”

Saat kita masih kecil, hidup dipenuhi sama hal-hal baru. Pertama kali naik sepeda, pertama kali masuk sekolah, pertama kali naksir orang, dan segudang pengalaman pertama lainnya. Nah, otak kita itu suka banget sama hal-hal baru. Ketika kita ngalamin sesuatu yang baru, otak akan merekam momen itu lebih dalam. Itu sebabnya masa kecil terasa panjang karena otak kita sibuk menyimpan banyak hal baru.

Begitu kita dewasa, rutinitas mulai mendominasi. Bangun, kerja, makan, tidur, ulang lagi. Hari-hari jadi mirip satu sama lain, dan karena nggak banyak momen yang benar-benar “baru”, otak pun nggak merasa perlu mencatat semuanya dengan detail. Akibatnya? Waktu terasa berjalan lebih cepat.

Rutinitas = Waktu “Ngilang” Tanpa Terasa

Coba deh bandingin hari pertama kamu di kantor baru dengan hari ke-100. Hari pertama pasti terasa panjang karena kamu sibuk mengenal lingkungan, orang baru, bahkan mungkin nyasar ke ruangan meeting. Tapi setelah itu? Semuanya mulai terasa biasa aja, dan hari-hari pun lewat begitu saja.

Rutinitas membuat otak bekerja secara otomatis. Ketika itu terjadi, kita nggak sadar bahwa waktu terus bergerak. Kita jadi kayak robot yang menjalani hidup dengan mode autopilot. Jadi wajar kalau waktu rasanya makin cepat.

Persepsi Waktu dan Usia Kita

Ada juga teori menarik soal persepsi waktu dan usia. Semakin tua kita, semakin kecil proporsi satu tahun dibandingkan dengan usia kita secara keseluruhan. Misalnya, buat anak umur lima tahun, satu tahun itu 20% dari seluruh hidupnya. Tapi buat orang umur 30? Satu tahun cuma sekitar 3,3%. Jadi secara psikologis, tahun-tahun terasa makin pendek seiring kita bertambah umur.

Kesibukan = Waktu Terasa Terbatas

Saat dewasa, kita juga cenderung lebih sibuk. Deadline kerja, tanggung jawab keluarga, tagihan, cucian menumpuk, dan sebagainya. Kita sibuk mengejar waktu, sampai-sampai nggak sadar waktu itu sendiri udah lewat. Ini juga bikin kita merasa hidup terus melaju cepat tanpa jeda.

Menariknya, ketika kita punya waktu luang dan ngelakuin hal yang kita nikmati, justru waktu juga bisa terasa “cepat.” Lho, kok bisa? Karena saat kita fokus dan bahagia, kita kehilangan jejak waktu. Istilahnya, time flies when you’re having fun. Tapi bedanya, ini “cepat” yang menyenangkan, bukan yang bikin stres.

Terus, Gimana Dong Biar Waktu Nggak Terasa Ngebut?

Kabar baiknya, ada cara untuk sedikit “memperlambat” waktu. Bukan pakai mesin waktu, tapi dengan menyadari dan menikmati hidup lebih dalam. Coba deh:

  • Mulai aktivitas baru atau pelajari keterampilan yang belum pernah dicoba.

  • Ubah rutinitas—jalan pulang yang beda, sarapan menu baru, atau bahkan pindah posisi meja kerja.

  • Luangkan waktu buat refleksi harian. Bisa lewat jurnal, meditasi, atau sekadar ngopi sambil mikir.

  • Perbanyak momen yang berarti bareng orang-orang tersayang. Momen-momen ini yang bakal jadi penanda dalam ingatan kita.

Penutup

Intinya, waktu sebenarnya berjalan dengan kecepatan yang sama. Tapi persepsi kitalah yang berubah. copas.id percaya, meskipun hidup terasa makin cepat, kita tetap bisa mengendalikan cara kita menikmatinya. Jangan cuma ngejar hari, tapi juga nikmati prosesnya. Karena hidup itu bukan soal seberapa cepat kita sampai, tapi seberapa banyak kita bisa rasakan di perjalanan.