copas.id – RI Punya Sekolah Favorit Dunia, Guru Lulusan Luar-Lahirkan Tokoh Besar. Menjelang tahun ajaran baru, banyak orang tua di Indonesia sibuk memilih sekolah terbaik untuk anak-anak mereka. Namun, tahukah kamu bahwa jauh sebelum sekolah-sekolah elite bermunculan di kota-kota besar, Nusantara sudah memiliki pusat pendidikan bergengsi yang dikenal dunia?
Ya, di masa lampau, tepatnya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatera telah menjadi tujuan utama pelajar dari berbagai penjuru Asia. Reputasinya sebagai pusat pembelajaran agama Buddha internasional telah menjadikan Sriwijaya salah satu pilar penting dalam sejarah pendidikan global.
Sriwijaya, Kerajaan Maritim dengan Visi Ilmiah
Sebagai kerajaan bercorak Buddha Mahayana, Sriwijaya tumbuh pesat berkat kemajuan maritim dan posisinya yang strategis dalam jalur perdagangan internasional. Aktivitas pelayaran yang ramai bukan hanya membawa komoditas dagang, tetapi juga ilmu, budaya, dan pertukaran gagasan antarbangsa.
Dari catatan sejarah, Sriwijaya tidak hanya terkenal sebagai pusat ekonomi, tapi juga sebagai pusat pendidikan agama Buddha yang diakui dunia. Para pelajar dari Tiongkok, India, Tibet, hingga Asia Tenggara datang ke sana untuk mendalami ilmu keagamaan dan bahasa Sanskerta.
Pusat Studi Agama Buddha yang Disegani Dunia
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno karya sejarawan M.D. Poesponegoro dan N. Notosusanto, di sebutkan bahwa Sriwijaya di kenal luas sebagai lembaga pendidikan Buddha terkemuka. Salah satu bukti nyata dari reputasi ini adalah kunjungan I-Tsing, seorang biksu dan penjelajah asal Tiongkok, pada tahun 671 M.
I-Tsing tinggal di Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar bahasa Sanskerta dan mempersiapkan perjalanannya ke Nalanda, pusat pembelajaran Buddha paling prestisius di India. Dalam catatannya, ia menggambarkan Sriwijaya sebagai tempat belajar yang ramai oleh biksu-biksu dari berbagai penjuru Asia. Hal ini menunjukkan betapa tingginya mutu pendidikan yang di tawarkan oleh Sriwijaya kala itu.
Kualitas Pengajar Setara Universitas Dunia
Reputasi akademik Sriwijaya di perkuat oleh kualitas pengajarnya. Banyak biksu pengajar di Sriwijaya merupakan lulusan Nalanda, yang kala itu di kenal sebagai “Universitas” dunia Buddha. Hal ini di ungkapkan oleh John Miksic dalam tulisannya “Archaeological Evidence for Esoteric Buddhism in Sumatra, 7th to 13th Century” (2016).
Karena kualitasnya, Sriwijaya kerap di anggap sebagai tempat persiapan sebelum para pelajar melanjutkan studi ke Nalanda. Mereka datang ke Sriwijaya terlebih dahulu untuk memahami dasar-dasar ajaran Buddha, bahasa Sanskerta, dan filsafat agama sebelum melanjutkan ke India.
Atisha Dipamkara: Bukti Kecemerlangan Sriwijaya
Salah satu murid terkenal yang pernah belajar di Sriwijaya adalah Atisha Dipamkara, seorang guru besar dari Kekaisaran Pala di India. Pada tahun 1013 M, Atisha datang ke Sriwijaya dan memilih tinggal di pulau Swarnadwipa (nama kuno Sumatera) selama 13 tahun.
Di sana, ia berguru pada Dharmakirti, salah satu tokoh agama Buddha terkemuka. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Atisha kembali ke India dan menyebarkan ajaran yang di perolehnya dari Sriwijaya ke Tibet dan wilayah Asia lainnya. Jejak Sriwijaya pun turut menyebar ke penjuru dunia melalui murid-murid hebat seperti Atisha.
Runtuhnya Sriwijaya, Hilangnya Pusat Ilmu di Nusantara
Sayangnya, masa kejayaan Sriwijaya berakhir pada abad ke-13. Serangan dari Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Chola dari India Selatan, di tambah konflik internal, menyebabkan keruntuhan kerajaan ini. Bersamaan dengan itu, Sriwijaya kehilangan perannya sebagai pusat pembelajaran dunia.
Runtuhnya Sriwijaya tidak hanya mengubah peta politik regional, tetapi juga mengakhiri satu dari sedikit pusat ilmu pengetahuan dunia yang berada di wilayah Asia Tenggara.
Warisan Sriwijaya: Indonesia Pernah Menjadi Mercusuar Ilmu
Meskipun telah lama berlalu, jejak kejayaan Sriwijaya sebagai pusat pendidikan dunia menjadi pengingat bahwa Indonesia pernah menjadi mercusuar peradaban. Sriwijaya telah membuktikan bahwa bangsa ini punya sejarah panjang dalam bidang ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan pendidikan.
Kini, mengenal kembali sejarah pendidikan Sriwijaya bukan hanya soal nostalgia, tapi juga sebagai pengingat bahwa semangat belajar dan mengajar telah menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu.
Baca juga : 5 Alasan Kenapa Belajar Sepanjang Hayat Itu Penting