COPAS.ID – Gion Matsuri adalah salah satu festival paling terkenal dan tertua di Jepang, yang diadakan setiap bulan Juli di Kyoto. Festival ini telah berlangsung sejak abad ke-9 dan menjadi ikon budaya Jepang yang mendunia. Namun, di balik gemerlap arak-arakan dan keindahan kostum tradisional, terdapat berbagai fakta unik tentang Gion Matsuri yang masih jarang diketahui, bahkan oleh sebagian besar wisatawan.
1. Awalnya untuk Mengusir Wabah Penyakit
Banyak yang mengira Gion Matsuri hanyalah festival keagamaan atau perayaan budaya. Namun, akar dari festival ini sangat erat kaitannya dengan bencana. Gion Matsuri pertama kali diselenggarakan pada tahun 869 sebagai bentuk ritual keagamaan untuk menenangkan para dewa dan mengusir wabah penyakit yang melanda Kyoto pada masa itu. Kaisar memerintahkan pemasangan 66 tombak (representasi 66 provinsi Jepang kala itu) dan meminta para biksu serta masyarakat untuk berdoa dan melakukan prosesi ritual. Dari sinilah tradisi Gion Matsuri bermula.
2. Festival Satu Bulan Penuh
Gion Matsuri bukan sekadar parade satu atau dua hari. Festival ini berlangsung sepanjang bulan Juli, menjadikannya salah satu festival terpanjang di Jepang. Berbagai acara diadakan setiap hari, mulai dari upacara penyucian kuil, pembuatan dan pemasangan hiasan pada kendaraan arak-arakan (yamaboko), hingga konser tradisional, bazar makanan, dan pameran kerajinan tangan.
Puncak festival sebenarnya terdiri dari dua parade besar, yaitu Saki Matsuri (17 Juli) dan Ato Matsuri (24 Juli). Keduanya menampilkan arak-arakan megah puluhan kereta hias yang melintasi pusat kota Kyoto.
3. Kereta Hias Seberat 12 Ton yang Diarak Manual
Kereta-kereta hias dalam parade Gion Matsuri, yang dikenal dengan sebutan yamaboko, adalah struktur raksasa yang bisa mencapai tinggi 25 meter dan berat hingga 12 ton. Menariknya, kereta ini diarak secara manual oleh puluhan pria dengan tali tambang besar, tanpa bantuan mesin atau kendaraan modern. Dalam prosesi ini, keharmonisan gerakan dan koordinasi sangat penting agar kereta tetap stabil, terutama saat berbelok di persimpangan jalan kota Kyoto yang sempit.
4. Karya Seni Bergerak
Yamaboko tidak hanya besar dan megah, tapi juga dianggap sebagai “museum berjalan”. Ini karena setiap kereta dihiasi dengan permadani, lukisan, dan ornamen kuno dari Jepang maupun luar negeri, termasuk Persia dan Prancis. Beberapa dekorasi bahkan merupakan warisan budaya penting yang berusia ratusan tahun. Kereta ini disimpan dan dirawat oleh masing-masing komunitas lokal yang bertanggung jawab menjaga keasliannya.
5. Peran Anak-anak dalam Festival
Anak-anak juga memiliki peran penting dalam Gion Matsuri. Seorang anak laki-laki dari komunitas setempat akan dipilih menjadi Chigo, yaitu duta kecil dari dewa kuil Yasaka. Ia harus menjalani ritual penyucian khusus dan selama periode tertentu tidak boleh menyentuh tanah sebagai simbol kemurnian spiritual. Dalam parade, Chigo akan duduk di atas salah satu kereta utama dan memimpin prosesi pemotongan tali (shimenawa), tanda dimulainya parade.
6. Tidak Ada Paku dalam Konstruksi Kereta
Salah satu aspek teknik tradisional Jepang yang luar biasa adalah penggunaan teknik sambungan kayu tanpa paku. Hal ini juga diterapkan dalam pembangunan yamaboko. Seluruh bagian kereta dirakit dengan teknik “joinery” yang memungkinkan kereta kokoh dan tahan lama, serta bisa dibongkar pasang setiap tahun. Proses perakitannya sendiri menjadi tontonan menarik bagi masyarakat dan wisatawan.
7. Parade Malam: Yoiyama yang Memikat
Beberapa hari sebelum parade utama, Kyoto disulap menjadi kota festival dalam suasana malam yang disebut Yoiyama (malam sebelum parade). Jalan-jalan ditutup untuk kendaraan, lampion-lampion dipasang, dan warga membuka rumah tradisional mereka untuk menampilkan artefak kuno kepada publik. Suasana ini menghadirkan perpaduan antara budaya, sejarah, dan keramaian malam yang memikat.
8. Dikelola oleh Komunitas Lokal
Yang membuat Gion Matsuri unik adalah kuatnya partisipasi komunitas lokal. Setiap yamaboko dimiliki dan dikelola oleh kelompok masyarakat atau keluarga besar tertentu di Kyoto. Mereka secara turun-temurun bertanggung jawab atas penyimpanan kereta, pelatihan peserta parade, dan pengumpulan dana. Ini menunjukkan bahwa festival ini bukan hanya hiburan, tetapi warisan hidup yang dijaga bersama.
Penutup
Gion Matsuri adalah simbol nyata bagaimana sejarah, budaya, dan kebersamaan komunitas bisa berpadu dalam sebuah perayaan spektakuler. Fakta-fakta unik yang tersembunyi di balik kemeriahan festival ini menunjukkan betapa kayanya tradisi Jepang dan bagaimana masyarakat Kyoto menjunjung tinggi warisan leluhur mereka. Jika suatu saat Anda berkesempatan mengunjungi Jepang di bulan Juli, pastikan untuk menyaksikan langsung keajaiban Gion Matsuri—lebih dari sekadar festival, ini adalah perjalanan waktu ke masa lalu yang hidup.